Kamis, 04 Oktober 2012

Renungan Bulan Keluarga 3-5 Oktober 2012


Rabu, 3 Oktober 2012
Keluarga Kristen yang Bertahan: Ada Iman
Matius 7:24-27

Tuhan mengatakan bahwa orang yang melakukan firmanNya adalah orang yang mendirikan rumah di atas batu. Ia kuat bertahan ketika hujan dan banjir melandanya, karena ia memiliki landasan yang kuat dan tidak tergoyahkan. Landasan itu adalah perkataan Yesus (firman Tuhan) yang ia imani benar adanya dan ia berjalan dengan keyakinan itu.
Berjalan dengan iman, akan membuat kita memiliki kemampuan yang sudah terlatih sehingga dapat memberikan respon yang tepat ketika krisis melanda kehidupan. Kita sudah terlatih mempercayai perkataan Yesus untuk menghadapi hal-hal yang terjadi dalam hidup kita dan melakukan tindakan yang benar. Seperti kata Paulus bahwa iman adalah perisai yang harus kita gunakan dalam segala keadaan, sebab dengan perisai itu kita akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat (Ef 6:16).

Ada sebuah cerita pada tahun 1965, yang diceritakan di majalah Reader’s Digest tahun 1966 dan dibukukan di Buku Heart to Heart pada tahun 1999, yang menarik perhatian saya. Cerita ini tentang seorang wanita bernama Surita yang selalu percaya dirinya itu bongkok dan jelek. Sehingga ia selalu berjalan membungkuk dengan pandangan mata ke bawah dan ia tidak bahagia. Lalu datang seorang pria, Johny Lingo namanya. Ia seorang muda dan pedagang yang kaya di kepulauan itu. Johny mengatakan pada ayah Surita bahwa ia ingin menikahi anaknya. Penduduk desa yang mendengarnya juga tidak mempercayai pria ini bahkan menertawakannya. Tapi Johny Lingo memberi ayah Surita delapan ekor sapi untuk ’membeli’ anaknya. Padahal kebiasaan di sana, dua atau tiga ekor sapi adalah untuk seorang istri yang sedang-sedang saja dan empat atau lima ekor sapi untuk istri yang bernilai tinggi. Johny memberi delapan ekor sapi karena Johny percaya Surita adalah gadis tercantik dan ia ingin istrinya nanti merasa bahagia. Ternyata hal ini membuat perubahan dalam diri Surita. Ia merasa bangga dan kebanggaannya ini membuat ia mampu menegakkan kepala dan akhirnya menegakkan badannya. Setelah menikah, Surita adalah wanita yang berbeda.

Yesus telah membayar lunas untuk hutang dosa kita. Itulah yang Ia katakan ketika Ia mengucapkan ”Sudah selesai!“ di atas Salib. Yesus lah yang menggantikan kita menerima hukuman yang seharusnya diperuntukkan bagi kita. Mengapa? ”Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi  engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu...” (Yesaya 43:4). Inilah salah satu firmanNya yang harus kita imani.



Kepercayaan seseorang mempengaruhi tingkah lakunya


Kamis, 4 Oktober 2012
Goncangan Dalam Keluarga Kristen: Ada Ujian dan Cobaan
Ayub 7, 42:10-11

Ujian Ayub adalah gambaran dari ujian yang begitu berat yang diijinkan Allah. Ia ditinggalkan oleh anak-anaknya yang mati bersama-sama. Juga harta bendanya habis ludes, bahkan ia sendiri terkena penyakit yang menjijikkan sehingga ia menggaruk-garuk lukanya dengan beling. Istrinya pun mengajaknya untuk mengutuki Allah, suatu keinginan yang bisa saja juga mencobainya untuk ingin dilakukannya. Namun di atas semuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan menjaga bibirnya. Meski ia merasa sangat terbebani, namun ia tidak menghina nama Tuhan. Yang dilakukannya ialah meratap, mempertanyakan, dan mengungkapkan emosinya dengan berkata-kata untuk menguraikan apa yang sebenarnya ada dipikirannya. Tuhan mendengarkan dan memulihkannya pada saatnya. Dengan modal uang dan emas dari saudara dan teman yang datang untuk turut berbela sungkawa, Ayub bangkit lagi. Allah mengembalikan apa yang dimilikinya bahkan lebih dari apa yang sebelumnya. Ia juga memiliki anak-anak lagi.

Dalam hidup kita, ujian (atas ijin Allah) dan cobaan (karena keinginan sendiri; Yakobus 1:14) pasti ada dan mempengaruhi keluarga kita. Kadang ujian dan cobaan itu tidak hanya berupa hal yang menyakitkan, bisa juga itu berupa hal yang menyenangkan sehingga kita mulai menjauh dari Allah dan merasa puas dengan diri sendiri. Hal-hal ini terjadi pertama-tama di dalam rumah. Ketika kita lengah karena hanya memikirkan pergumulan kita atau ketika kita sudah merasa nyaman dengan ekonomi kita, kita lengah dan terbuai. Ketika kita tidak lagi memperhatikan keluarga kita dan tidak sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan. Istri atau suami dan Anak-anak kita, terancam dengan kekacauan. Dengan diam-diam anak-anak bisa melihat pornografi di internet, istri atau suami bisa juga diam-diam mengagumi PIL/WIL. Keretakan keluarga adalah ladang yang menguning bagi Iblis untuk bekerja. Di mana tidak ada lagi kasih dan keharmonisan (keteraturan dan keselarasan), di sanalah si penggoda bergerak dengan leluasa untuk menghancurkan iman keluarga. Akhirnya banyak keluarga-keluarga yang mulai dingin, pisah ranjang, bahkan bercerai dan sakit secara emosional yang berkepanjangan.

Bagaimana kita dapat menghadapi ini? Respon kita pada umumnya adalah bersikap negatif. Ada yang berpraduga tentang sesuatu yang belum tentu benar, bersikap saling menyalahkan dengan terlalu menyamaratakan dan mengatakan :”Dia tidak pernah mendengarkan saya!”, ”Dia selalu terlambat untuk memperhatikan!”, dll. Seperti Ayub, hanya satu yang bisa menolong yaitu: BACK TO JESUS. Dengan kembali pada Yesus kita akan memiliki kekuatan kita kembali karena Roh Kudus dapat bekerja dengan leluasa di dalam kita untuk:

·    mendorong kita melakukan kehendak Allah dan mematikan perbuatan buruk tubuh (Rom 8:13Fili 2:13Tit 2:11-12);
·    senantiasa selaras dengan Alkitab (1Kor 2:12-13; bd. 2Pet 1:20-21);
·    memberi pengarahan dalam hidup ini (Luk 4:1Kis 10:19-20; 16:6-7);
·    bertentangan dengan keinginan-keinginan berdosa (Gal 5:17-181Pet 2:11);
·    memperhatikan kesalahan dosa, standar kebenaran Kristus dan hukuman Allah terhadap kejahatan (Yoh 16:8-11);
·    mendorong orang percaya agar bertekun dalam iman (ayat Rom 8:13Ibr 3:7-14);
·    menghasilkan kehidupan rohani dan buah Roh (ayat Rom 8:6,10-11,13Gal 5:22-23).

Apakah ada masalah yang terlalu berat bagi kita hari ini? Kembalilah kepada Kristus dan berharaplah pada pertolongan-Nya.



Jumat, 5 Oktober 2012
Bertahan dalam Goncangan
Rut 1

Demi bertahan hidup Naomi pergi meninggalkan kampung halamanya dan pergi ke tanah Moab untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Namun rupanya di negeri orang pun Naomi mendapati dirinya mengalami hal-hal yang pahit yaitu ditinggalkan suami dan kedua anaknya dan tanpa kemajuan hidup sehingga ia bermaksud kembali ke tanah kelahirannya karena di sana ia masih memiliki tanah.

Meski mengalami kesulitan hidup, Naomi tidak putus harapan. Apalagi Rut menantunya sangat mengasihinya dan tidak ingin meninggalkannya yang sudah tua. Perjuangan mereka berdua akhirnya membawa mereka mengalami kemenangan. Itu hanyalah sepenggal kisah hidup anak Tuhan yang berakhir dengan kebahagiaan. Pasti masih panjang kisah-kisah lainnya yang Naomi dan Rut alami yang tidak dicatat di Alkitab. Sampai akhirnya nama Rut tercacat di Perjanjian Baru sebagai salah satu wanita (dari 4 nama wanita yang dicacat) penerus garis keturunan Yesus.

Hidup kita di dunia ini pun ibarat seorang prajurit yang sedang berjuang (2 Tim 2:4). Kita adalah tentara Kristus yang mempunyai tugas untuk ’berperang.’ Ada kalanya kita melemah dan kehilangan semangat tapi tujuan kita untuk menang dalam peperangan tidak boleh pudar. Sebagaimana peperangan, dalam pertandingan juga diperlukan tindakan untuk bertahan. Ada istilah yang seringkali digunakan dalam pertandingan olah raga berkaitan dengan pertahanan yakni: ”Pertahanan terbaik adalah dengan menyerang!” Hal ini berarti untuk dapat bertahan dalam peperangan kita tidak bisa hanya berdiam diri saja. Kita perlu berusaha lebih keras lagi, berusaha lebih lagi dari biasanya. Di bawah ini adalah ciri hidup orang Kristen sebagai seorang prajurit yang berperang untuk mengatasi segala rintangan dalam hidupnya.



- Berderap Bersama
  Filipi 3:14 
- Berada dalam Kristus
  Roma 8:1 
- Waspada
  1 Petrus 5:8 
- Berlari dengan Tujuan
  1 korintus 9:26 
- Bertahan
  2 Timotius 2:3 
- Berbaju Perang
  Efesus 6:13 
- Bersenjata
  2 korintus 10:4 
- Memiliki Tugas
  2 Timotius 2:4 
- Memiliki Pesan
  Kisah Para Rasul 5:42 



Apakah hari ini kita mulai lemah atau kehilangan tujuan kita? Mari kita bersikap sebagaimana seorang prajurit yang gagah perkasa dengan memiliki tujuan untuk memenangkan pertandingan iman kita.

Doa: Bersyukur untuk semangat yang kita miliki di dalam Kristus.
         Orang-orang yang mulai lemah dan tidak bersemangat dalam beribadah, pelayanan, dan dalam
         pekerjaan.


Tujuan (PURPOSE) akan menyebabkan Anda, PRAY: berdoa lebih banyak dari orang biasa, UNITED: bersatu melebihi orang biasa, RISK: mengambil resiko lebih dari orang biasa, PLAN: merencanakan lebih dari orang biasa, OBSERVE: mewaspadai melebihi orang biasa, SACRIFICE: berkorban lebih dari orang biasa, EXPECT: mengharapkan lebih banyak daripada orang biasa. –John Maxwell