Kamis, 27 Juni 2013

Kepentingan VS Kebenaran


Ternyata ketika berhadapan dengan kepentingan pribadi, setiap orang menjadi tidak peduli dengan orang lain dan tidak mau tahu lagi apa yang dialami pihak lain. 'Hantam' saja, asal kepentingannya tidak terganggu. Berbicara mengenai 'kepentingan' maka perbedaan antara benar dan salah bukan hanya menjadi abu-abu tapi bisa dihilangkan begitu saja, sungguh suatu hal yang ironis. Apalagi jika 'kepentingan' ini dihubungkan dengan kekuasaan, maka itu akan menjadi suatu 'kriminalitas' dalam bentuk yang tidak kasat mata. Betapa rendahnya orang-orang seperti ini. Seharusnya mereka menggunakan kuasa yang dari atas itu untuk membawa damai bagi semua orang bukan hanya untuk mempertahankan kedudukannya sendiri. Ujung-ujungnya benar yang dikatakan Tuhan Yesus pada Pilatus Yoh 19:11
Yesus menjawab: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas...
Berhadapan dengan orang-orang seperti ini, apa yang bisa kita lakukan untuk membela diri? (kembali kepentingan juga berbicara di sini). Jawabannya: tidak ada! Karena jika masing-masing tidak bertobat, suatu hari nanti kuasa itu akan diambil dari mereka dan akan diberikan pada orang yang tepat. Dan orang yang hanya berkutit pada persoalan kuasa, tidak akan tenang hidupnya karena seperti seseorang yang berbantah dengan yang KUASA. Seperti kisah Saul dan Daud.
Lalu bagaimana dengan orang yang 'dihantam' dengan ketidak-adilan? Orang-orang ini diperintahkan Tuhan untuk tidak membalas, karena pembalasan adalah hak Allah. Mereka hanya perlu bertahan dalam kebenaran bahkan sampai mati dalam keintegritasan mereka.
Tidak akan ada yang tahu bagaimana nasib orang-orang ini. Hanya yang Kuasa yang tahu; mungkin merekalah yang akan menerima kuasa dari atas. Atau mungkin juga mereka hanya menjadi orang pinggiran yang meneladani atau lebih buruk lagi menjadi seorang 'hukuman' dengan citra yang buruk tanpa dikenal. Tidak ada yang tahu.
Rm 14:12
"Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah."