Minggu, 30 September 2012

Renungan Bulan Keluarga 2 Oktober 2012

Selasa, 2 Oktober 2012
Keluarga Kristen yang Kokoh: Ada Kasih
1 Korintus 13:1-13

Apa yang paling dibutuhkan di dalam dunia ini? Apa uang? Bukan! Yang paling dibutuhkan adalah kasih. Apa itu kasih? Kasih dijelaskan banyak oleh Paulus dalam bagian ini. Kalau kita perhatikan penjelasan kasih dalam bagian ini, Paulus bukan memberikan pengertian kasih secara harafiah. Memang tidak ada yang bisa mengartikan kasih secara harafiah, dari ilmuwan, sutradara, hamba Tuhan, sampai anak remaja yang jatuh cinta juga tidak bisa. Namun kasih bisa dijelaskan melalui perbuatan karena kasih adalah Action (perbuatan). Dibawah ini adalah gambaran mengenai kasih dan perbedaannya dengan kasmaran (romantisme).

©      Kasmaran memusatkan perhatian pada diri sendiri: ”Apa yang dapat aku peroleh?”. Kasih memusatkan perhatian pada orang lain: ”Apa yang bisa kuberi?”
©      Kasmaran memusatkan perhatian pada perasaan. Kasih memusatkan perhatian pada perbuatan
©      Kasmaran menjadikan orang lain itu sebagai ideal sehingga kesalahannya tidak dapat terlihat. Kasih bersifat realistis, melihat kesalahan, dan bersedia menerima orang itu bagaimanapun juga
©      Kasmaran harus dipenuhi ”sekarang!”. Kasih bersifat sabar
©      Kasmaran bersifat cemburu. Kasih tidak iri hati
©      Kasmaran mudah marah. Kasih mudah mengampuni
©      Kasmaran bersifat peka. Kasih tidak mengingat kesalahan
©      Kasmaran bersifat mencurigai. Kasih mempercayai
©      Kasmaran bersifat tidak konsisten. Kasih tidak pernah berakhir
©      Kasmaran lenyap bila menghadapi tekanan. Kasih bertahan dan abadi

Keluarga yang penuh kasih akan membentuk pribadi-pribadi kuat dan ’aman’ (secure) dalam menghapi tantangan jaman. Mengapa? Karena apa yang mereka butuhkan sudah terpenuhi semuanya di dalam rumah dan mereka tidak perlu mencarinya di luar. Dengan begitu keluarga menjadi kuat dari dalam. Apakah kasih nyata dalam rumah Saudara? Jika belum berjuanglah. Tuhan menolong kita.







Aku dan seisi rumahku akan selalu menyembahMu, Tuhan dan Rajaku
Didalam kasih karunia Mu yang hidup saling melayani
Dan melayaniMu
Bila Tuhan menjadi kepala rumah ini, maka berkat kehidupan tercurah selalu
Datanglah krajaanMu, jadilah kehendakMu kualami setiap waktu
Keluargaku adalah surgaku

 
-Lagu: ’Keluargaku adalah Surgaku’ by Chella Lumoindong

Renungan Bulan Keluarga 1 Oktober 2012

KELUARGA KRISTEN YANG KOKOH DAN BERTAHAN DALAM GONCANGAN

Senin, 1 Oktober 2012
Keunikan Keluarga Kristen: Ada Keteraturan dan Keseimbangan
EF 5:22-33

Pernikahan bukanlah proyek yang harus diselesaikan ataupun bangunan yang harus dirampungkan. Pernikahan adalah sebuah HUBUNGAN. Karena ia adalah ’hubungan’, bukan berarti kita tidak berusaha menjaganya, justru hubungan ini perlu terus diusahakan agar tetap baik dan manis seperti pada saat pengucapan janji nikah. Dalam hubungan ini Allah menghendaki keteraturan (1 Kor 14:33) dan keseimbangan (Kej 2:20-25), dimana suami sebagai kepala dan istri sebagai penolong. Sebagai kepala, bukan karena suami itu lebih kuat atau lebih berkuasa, tapi lebih kepada bahwa suami harus patuh pada panggilannya sebagai kepala dan berfungsi sebagai mana mestinya, seperti Kristus patuh pada panggilanNya demi kepentingan ’jemaat-jemaat’ (Ia rela mengorbankan diriNya dan mati disalibkan demi kita semua).
Dan akhirnya, kepatuhan suami kepada Allah dengan sendirinya akan memunculkan kepatuhan keluarga kepadanya, termasuk istrinya. Dan bagi istri, istri juga harus patuh (tunduk) pada suami seperti pada Kristus dalam segala sesuatu, serta berperan sebagai penolong yang sepadan yang menolong suami menjalani panggilannya sebagai kepala.

Dibutuhkan suatu proses dan kesediaan memberikan waktu dalam melaksanakan panggilan Allah sebagai kepala dan sebagai penolong. Proses dimana suami dan istri semakin menyerupai Kristus dan saling melayani satu dengan yang lainnya. Seperti misalnya suami harus segera membuat keputusan tentang sesuatu hal. Istri dapat mengingatkan suami menyadari bahwa keputusannya sedang dibutuhkan. Bahkan istri (dan anak-anak juga dapat) memberi pandangan-pandangan yang memperkaya suami dalam mengambil keputusan. Disinilah perbedaan itu di buat. Keluarga Kristen tidak berjalan sendiri-sendiri tapi sebagai individu-individu yang berjalan bersama-sama.

Suami sebagai kepala yang mengasihi dan istri sebagai penolong yang tunduk ini, kadang memang sulit dilakukan karena pada dasarnya wanita sering lebih didorong oleh emosinya dan pria lebih mengutamakan rasionya. Sehingga dalam menghadapi sesuatu, sering muncul perbedaan pandangan dan keinginan yang bisa berujung pada pertengkaran. Dimana pihak yang satu ingin yang lainnya menjadi pribadi seperti yang diinginkannya. Namun disinilah dibutuhkan kerelaan kita untuk mentaati perintah Allah. Kita perlu memahami jalan pikiran masing-masing dan rela saling mendengarkan untuk mencari solusi yang terbaik dan menghormati batasan-batasan (peraturan-peraturan) yang diberikan antara suami dan istri dan antara orang tua dan anak-anak.
Perintah Allah terkadang memang tidak dapat begitu saja diterima dengan akal. PerintahNya seringkali hanya perlu kita terima dengan iman. Karena Allah mengatakan bahwa jika ada yang kekurangan hikmat dalam melakukan kehendakNya, hendaklah ia meminta kepadaNya supaya Ia memberikannya kepada kita pada waktunya (Yak 1:5).

Doa: -Bersyukur untuk hubungan-hubungan yang kita miliki di dalam keluarga
         -Supaya hubugan suami istri semakin baik lagi.

Aneh, tetapi memang Allah lebih tertarik dengan proses ini (yaitu realita pergumulan dan pertumbuhan iman anak-anakNya) daripada ”apa yang akan dicapai melalui pernikahan.”  -Yakub B. Susabda