Sabtu, 05 September 2020

Lonelines / Kesepian

Asal kesepian antara lain: 

1. Kesepian sering dirasakan oleh orang-orang yang tidak dekat dengan keluarganya terutama sang ibu. Mengapa? 
Karena ketika anak-anak bayi, mereka mendapatkan bonding (rasa aman) dari menyusu kepada sang ibu. Ketika anak tidak mengalami ini, atau ketika menyusu (botol) berada jauh dari sang ibu, anak akan kurang merasakan bonding. Selanjutnya anak juga akan kurang merasakan bonding dengan ibunya ketika ia diasuh bukan oleh ibunya tetapi oleh sosok 'pengganti' (nenek, babysitter, mbak/simbok, om/tante, dsb). 

2. Kesepian juga dirasakan oleh orang-orang yang merasa diri kurang mampu dalam hal ini adalah kurang mampu memecahkan masalah (problem solving).
Mengapa? 
Karena kegagalan demi kegagalan sering membuat orang menghakimi diri sendiri bahwa ia tidak mampu. Apalagi jika semasa kecil sering mendapat kecaman, amarah dari orang tua karena suatu kesalahan, tapi tidak pernah diajarkan bagaimana cara memperbaiki kesalahannya. Anak yang menjatuhkan vas bunga mahal karena bermain sapu, dimarahin habis-habisan tanpa diberitau bagaimana cara bermain yang aman jangan menggunakan sapu pakai saja benda yang lebih pendek dan lunak dan bermain di halaman jangan di dalam rumah misalnya.

Pekerjaan yang Baik

Dahulu saya berpikir menjadi ibu rumah tangga sangat melelahkan dan bukan suatu karier yang bagus😁. Tapi ketika membaca ayat ini, baru-baru ini, saya menyadari bahwa "Mengasuh anak adalah pekerjaan yang baik".🥰😇

1 Tim 5:10 ini menggunakan akar kata Yunani yang sama dengan Efesus 2:10 yakni "ERGO" untuk "PEKERJAAN". Kata ini memang menunjuk kepada suatu pekerjaan bukan hanya sekedar perbuatan. Pekerjaan di sini bisa kita artikan sebagai job layaknya pekerjaan-pekerjaan lain. Bahkan dalam 1 Tim 5:10 menggunakan "KALOS" untuk kata baik yang memiliki arti LEBIH BAIK LAGI/INDAH/BERHARGA/KOKOH/MULIA/BERPENGARUH. Sedangkan Efesus 2:10 menggunakan "AGATHA" (kebajikan, setia, dll).
Efesus 2:10
"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."

Itu artinya kita tidak boleh meremehkan hal mengasuh anak. Mengasuh anak (yunani:teknotropheo) di sini bukan sekedar memberi makan dan menyusui tapi juga mendukung, memelihara, dan nurture (mendidik). Dan pekerjaan ini berdasarkan bahasa aslinya memang menunjuk pada sang Ibu. (Kata 'mengasuh' (trophe) termasuk kata/word berjenis kelamin feminin-dalam bahasa Yunani setiap kata memiliki gender-nya masing-masing). Ditambah lagi secara genetik sang ibu menurunkan gen kecerdasan IQ kepada anak-anaknya ini menghubungkan kemampuan anak secara innate (nature) kepada sang ibu (perkembangan anak selanjutnya ditentukan oleh pengasuhan-nurture).

Banyak 'orang-orang besar' terdidik oleh sang ibu.
Sebut saja Abraham, Ishak, Yakub tidak sekolah formal. Nenek dan ibu dari Timotius yang mendidik Timotius sehingga menjadi hamba Tuhan dalam pelayanan Paulus. D L Moody yang mempunyai ibu yang selalu mengajarkan berdoa dan menepati janji. Dan masih banyak lagi kisah-kisah ibu yang berpengaruh baik untuk anak-anaknya.

Jadi, saya ingin kita kembali pada peran kita. Apapun yang kita lakukan, jangan lupa mengasuh anak-anak kita.

God Bless-Neti