Minggu, 21 Oktober 2012

Renungan Bulan Keluarga 22-26 Oktober 2012


Fungsi dan Peran Anggota Keluarga

Pengantar

Seperti sebuah tubuh memiliki anggota-anggota tubuh yang memiliki fungsi dan peran masing-masing,  demikian pula setiap anggota keluarga adalah tubuh yang memiliki fungsi dan peranan masing-masing. Fungsi dan peraan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Secara Fungsi, setiap anggota keluarga memiliki tugas masing-masing. Dan secara peran, setiap anggota keluarga diminta untuk berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Di dalam Alkitab di tulis: "Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah." (1 Korintus 11:3, Kej 2). Jadi jelas bahwa fungsi laki-laki adalah kepala. Fungsi perempuan adalah penolong yang sepadan. Peran laki-laki adalah suami dan ayah yang melindungi dan memberi rasa aman sesuai dengan fungsinya. Sedangkan peran perempuan adalah istri dan ibu yang merawat suami/ayah dan anak-anak, dan membantu laki-laki berperan sebagai kepala. 

  

Senin, 22 Oktober 2012
Fungsi dan Peran Ayah
Kej 46:1-34

Ayat 29, Yusuf memeluk Yakub dan menangis sejadi-jadinya. Peristiwa serupa pernah juga dilakukan Yakub kepada Rahel pada masa pelariannya dari Esau (Kej 29:11) ketika ia pertama kali bertemu Rahel kerabatnya. Ini menyiratkan bahwa perjalanan di negeri orang sangat menegangkan dan tidak nyaman. Bertemu dengan keluarga sendiri seperti suatu oase yang memberi kesegaran dan keamanan. Mungkin ketika Yakub dan Yusuf pergi dan melewati padang pasir, mereka menghadapi bahaya yang tidak sedikit. Belum lagi suhu yang tinggi, tidak ada air disepanjang perjalanan dan jalanan yang sepi. Tanpa kenal seorangpun dan sendirian inilah mungkin yang membuat Yakub, Yusuf, menangis di pelukan keluarganya. Kalau kita ingat lagi, sejak dari Abraham sampai Yakub mereka selalu mendirikan mezbah setiap kali berhenti di suatu tempat ketika mereka melakukan perjalanan. Itu sebagai perwujudan untuk mengingat bahwa Allah selalu bersama mereka untuk melindungi mereka dari alam di sana yang begitu ganas dan dari ancaman-ancaman lain.

Seperti Yakub, seorang ayah adalah peran yang tidak akan hilang atau usang atau peran yang dapat dibatalkan. Meski sudah bertahun-tahun tidak bertemu muka, Yakub tetaplah ayah Yusuf.
Ada beberapa orang yang berpikir ”seandainya ayahku bukan dia?” Kita memang tidak bisa memilih siapa orang tua kita, ini adalah sebuah misteri Allah dan kita percaya Ia memiliki rencana terhadap kita. Ada juga yang berpikir untuk meninggalkan ayahnya atau sengaja membuat ayahnya sedih sebagai bentuk pembalasan. Ini juga tidak perlu, karena bagaimana pun kita, ia tetap ayah kita. Demikian pula sebaliknya, bagi sang ayah. Ia tidak dapat membatalkan perannya ini hanya karena ia tidak bisa menerima anaknya.

Seorang ayah tidak boleh lupa bahwa kehadirannya memberikan perlindungan dan rasa aman. Perlindungan yang diberikan seorang ayah bukan hanya dalam hal keamanan secara fisik (membuat rumah yang aman) bagi keluarganya, ia juga memberi rasa aman anggota keluarganya dengan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kehadiran ayah juga penting bagi keluarganya. Entah mengapa, kehadiran ayah secara fisik di rumah, secara otomatis, membuat keluarganya merasa aman. Jangan sampai ayah berpikir bahwa uang atau barang bisa menggantikan kehadirannya, karena tidak ada manusia pengganti bagi seorang ayah.

Fungsi ayah sebagai peminpin keluarga juga memberikan pendidikan yang benar.
Seorang ayah berada di pantai dengan anak-anaknya ketika anak empat tahun berlari ke arahnya, meraih tangannya, dan membawanya ke pantai di mana burung camar terbaring mati di pasir. "Ayah, apa yang terjadi padanya?" anak itu bertanya. "Dia meninggal dan pergi ke surga," jawab ayah. Anak itu berpikir sejenak dan kemudian berkata, "Apakah Tuhan melemparkannya kembali ke bawah?"
Pengajaran ayah akan mempengaruhi pandangan hidup anaknya sampai ia dewasa, karena ayah akan selalu didengar perkataannya.

Kalau dipikir-pikir kenapa ada orang sangat membenci ayah mereka? Ya karena sebenarnya orang tersebut ingin sampaikan adalah bahwa ia rindu ayahnya, dan bahwa ia butuh ayahnya mengasihinya.
Kita patut bersyukur karena disamping bapa kita di dunia, kita punya Bapa di sorga. Sehingga kalau bapa kita di dunia tidak ada lagi di dunia ini atau tidak berperan di dunia ini, Allah Bapa kita di sorga akan menggantikannya (Mzm 27:10).


Pertanyaan bagi ayah: Sudahkah Saudara menjadi ayah bagi anak-anak Saudara?



Selasa, 23 Oktober 2012
Fungsi dan Peran Ibu: Mengurus & Menyayangi
Kej 3:20

Hawa (berarti: hidup) adalah Ibu dimana daripadanya lah lahir “kehidupan“.
Berikut adalah cerita singkat pergumulan seorang ibu yang bergelut dengan “kehidupan“ anak-anaknya.

Aku telah menunda cukup lama. Sekarang tiba saatnya untuk mampir ke perpustakaan sekolah dan melengkapi data-data tiga orang anakku yang telah bersekolah.

Mengapa penundaan ini bisa terjadi?

Aku harus mengurus empat orang anak, dan masing-masing anak harus mendapat serangkaian suntikan imunisasi, sementara aku adalah seorang ibu pikun yang lupa menyimpan dimana berkas ”Imunisasi anak.” Untunglah, aku mencari di deretan ”P” untuk ”Pengalaman Traumatis”. Mencari akta kelahiran anak juga sama sulitnya bagiku.

Aku bertanya pada sekretaris sekolah apakah aku boleh hanya menunjukkan bagian yang melar pada tubuhku sebagai bukti akulah yang melahirkan anak-anakku. Saat selesai mengisi semua formulir, aku begitu lelah hingga aku mengisi ”ragu-ragu” pada kolom ”nama” dan ”tidak dapat dipakai” pada kolom ”jenis kelamin”.

Anakku yang belum bersekolah, Gabe, yang ikut bersamaku dalam kunjungan itu, sangat tenang. Saat aku melihatnya, aku tahu mengapa ia sangat tenang; Ia sedang menjilat dan menempel banyak perangko pada rak-rak perpustakaan dengan gembira.

Setengah jam kemudian, setelah semua rak ditempeli perangko, aku menggendong Gabe dan bergegas menuju mobil sambil bergumam, ”Gabe, Mama harus mampir ke toko, membersihkan rumah, dan ...” Ketika menurunkannya ke bangku mobil, aku merasakan tangannya semakin erat melingkar di bahuku dan nafasnya menghangatkan leherku. ”Dan menyanyangiku,” bisiknya.

Aku merasa seolah-olah sedang berlari dengan kecepatan tertinggi, dan mendadak menabrak kawat yang terbentang di tengah jalan. Sambil menatap wajah Gabriel yang sedang mendongak ke atas, aku merapikan rambut hitam yang halus dari keningnya, sambil bersyukur atas anak usia tidak tahun ini, yang memiliki penetapan prioritas yang tepat.

”Ya,” aku menjawab sambil memeluknya dengan erat, ”Dan yang paling penting: menyayangimu.” 

(Cerita berikut diceritakan oleh Becky Freeman dalam buku: Kado Cinta Untuk Ibuku)




Pertanyaan bagi ibu: Sudahkah kita mengurus dan menyayangi anak-anak kita di atas segala pekerjaan, aktifitas, dan kesenangan kita? Atau sebaliknya, sudahkah kita memiliki waktu bagi diri sendiri untuk ’tenang’ dan menyelami diri apa yang sudah kita lakukan, supaya kita tidak perlu selalu tergesa-gesa? Apakah itu menyenangkan Bapa atau hanya untuk sekedar melaksanakan tugas kita sebagai seorang Ibu?



Takdir masa depan seorang anak selalu merupakan hasil karya seorang ibu.                                                      -Napoleon

Rabu, 24 Oktober 2012
Sebuah Pencerahan Bagi Anak
Mat 1:1-17

Bagi seorang yang sudah dewasa
yang sedang jauh dari orang tua
akan sering merasa kangen dengan ibunya...

Bagaimana dengan Ayah??

Mungkin karena sosok ibu lebih sering menelpon
atau hanya sekedar menanyakan keadaanmu...

Tapi tahu kah kamu..
Jika ternyata ayah lah yang mengingatkan
Ibu untuk menelponmu...??

Saat kecil,
Ibu lah yang lebih sering mendongeng,
Tapi taukah kamu bahwa sepulang Ayah bekerja
dengan wajah lelah,
beliau selalu menanyakan pada ibu apa yang kamu lakukan seharian.

Saat kamu sakit, batuk atau pilek,
Ayah kadang membentak
"sudah dibilang!! jangan minum es!!"
Tapi tau kah kamu bahwa Ayah khawatir??

ketika kamu remaja,
kamu menuntut untuk mendapatkan izin keluar malam.
Ayah dengan tegas mengatakan "tidak boleh!!"
Sadarkah kamu bahwa Ayah hanya ingin menjagamu??

__karena bagi Ayah, kamu adalah suatu hal dalam hidupnya yang sangat berharga__

Saat kamu lebih bisa dipercaya,
Ayah pun melonggarkan peraturannya,
Kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan ayah adalah menunggu di ruang tamu dengan sangat khawatir.

Ketika kamu dewasa,
dan harus kuliah diluar kota.
Ayah harus melepasmu.
Tahukah kamu bahwa badan Ayah sangat terasa kaku untuk memelukmu??

Dan Ayah sangat ingin menangis,
Disaat kamu memerlukan ini itu,
untuk keperluan sekolah,
ayah hanya mengernyitkan dahi,
tetapi tanpa menolak beliau memenuhinya.

AYAH... sangat menyayangimu,
tapi seorang Ayah sulit mengungkapkan dari perkataan dan perbuatan seperti ibu.

Sampai suatu ketika,
teman pasangan mu datang untuk meminta izin mengambilmu dari ayah,
Ayah akan sangat hati hati dalam memberi izin.

Dan akhirnya saat Ayah melihatmu duduk dipelaminan,
bersama orang yang dianggapnya pantas,
Ayah akan tersenyum bahagia.

Apa kamu tahu?
Ayah pergi kebelakang dan menangis??

Ayah menangis karena sangat bahagia.

Semoga putra/i kecilku yang kini telah dewasa berbahagia 
bersama pasangannya.

Setelah itu  ayah hanya bisa menunggu kedatangan mu 
bersama cucu-cucunya yang sesekali datang menjenguknya.
Dengan rambut yang memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu.


                                                                                                                               By AyuChuwitree


Doa bagi anak: Bersyukur bagi ayah yang kita miliki.






Kamis, 25 Oktober 2012
Wajah Ibu
Mat 19:19, Ams 6:20, Ams 15:20


Dibaca oleh anak:
Gambar wajah ibu bisa dua; ‘cantik rupa’ atau ‘buruk rupa’. Cantik kalau ia tersenyum dan ramah kepadaku tapi ’buruk’ kalau ia sedang memarahiku. Apakah itu yang ada dalam pikiranku?

Dibaca oleh ibu:
Silahkan perhatikan gambar di bawah ini. Menurutmu gambar di bawah ini, wanita 'cantik rupa' atau wanita ‘buruk rupa’? Coba kamu pandangi wajah ibumu, apakah wajahnya bagimu?


Pandangan kita akan sesuatu bisa berubah tergantung bagaimana cara kita memandangnya. Dan ketika pandangan kita berubah emosi kita juga berubah. "Sesamamu" mengacu kepada setiap orang yang berhubungan dengan kita, termasuk ibu. Ibu bukanlah sekadar orang yang tinggal di dekat dengan kita, ia adalah orang yang memperjuangkan hidupnya untuk kelahiran kita di dunia. Ia bukan musuh. Ia sepenuhnya adalah cinta. Mungkin bahasa cintanya berbeda dari yang kita harapkan, dan kadang itu membuat keributan. Tapi mengapa kita tidak berusaha memahaminya. Justru ia bersikap apa adanya karena dia adalah ibu yang jujur dan setia. Kalau ibu bersikap pura-pura, ia bukan ibu kita tapi artis sinetron terkenal. Jangan marah padanya karena itu hanya akan menyengsarakanmu karena kemarahanmu menjauhkanmu darinya. Padahal jelas-jelas kamu tidak dapat berpisah darinya. Betul?

Seorang polisi memperhatikan seorang anak laki-laki kecil yang membawa banyak barang di belakang sepeda roda tiga, memutari blok rumahnya. Akhirnya sang polisi menanyai anak itu kemana ia hendak pergi. ”Aku melarikan diri dari rumah,” jawab bocah lelaki itu.
Polisi tersebut bertanya lagi padanya, ”Lalu mengapa kamu hanya terus menerus mengelilingi blok rumahmu?” Anak itu menjawab, ”Ibuku tidak mengizinkanku menyeberang jalan.”

(Cerita diambil dari buku: Kado Cinta Untuk Ibuku)

Ajakan untuk anak dan ibu: Ayo kita berbaikan! Ayo saling bermaafan dan peluk anak Ibu.


Being a full-time mother is one of the highest salaried jobs... since the payment is pure love.  Menjadi ibu sepenuh waktu adalah pekerjaan dengan gaji tertinggi…karena bayarannya adalah cinta murni.                            ~Mildred B. Vermont




Jumat, 26 Oktober 2012
Memaksimalkan Cinta
Yoh 15:9-17


Diri kita belum selesai. Hidup kita belum sampai pada titik terakhir. Kita masih dapat berkembang. Kita masih dapat maju. Kita masih ada perjalanan menuju ke kepenuhan diri dan kepenuhan hidup.

Kita tidak tahu panjang-pendeknya waktu yang masih tersedia bagi kita. Bagaimanapun juga kita dituntut untuk bergerak. Gerak kita tentu saja adalah karena kita memiliki tujuan yang mengarahkan kita. Tujuan yang menjadi cita-cita kita untuk keluarga. Cita-cita itu adalah memaksimalkan cinta. Cinta harus nyata mulai dari rumah kemudian kepada orang-orang lain di sekitar kita.

Mencintai keluarga adalah cita-cita kita untuk memuliakan Allah, karena Allah sendiri  yang memerintahkannya. Mencintai keluarga bukanlah hal yang susah jika kita menyadari bahwa mencintai adalah sebuah pilihan. Kita boleh memilih untuk mencintai atau tidak mencintai keluarga kita. Pilihan-pilihan yang kita buat itu akan membentuk kita menjadi orang seperti apa di masa depan. Karena itu pilihan untuk mencintai adalah sekarang ini. Karena jika kita sudah tidak ada lagi di dunia ini, kita tidak lagi memiliki kesempatan untuk mencintai orang-orang yang seharusnya kita cintai. Jika kita belum bisa memilih untuk mencintai, pertanyaannya: sampai kapan? Pada kita ada iman dan perbuatan.

Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan,  dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku  dari perbuatan-perbuatanku."

Jika mencintai adalah hal yang diusahakan, maka lambat laun mencintai adalah hal yang biasa dan dengan mudah dilakukan. Selamat mencintai dan mencintai lebih lagi.


Hari ini

Hari ini
Betapa indah dan menggairahkan!

Sebab hari ini
Adalah saat untuk tumbuh dan berjasa.
Hari kemarin adalah impian.
Hari esok adalah bayangan.

Hari ini yang terisi baik membuat
Hari kemarin impian yang membahagiakan
Hari esok bayangan yang penuh harapan

Pusatkan, jadinya, pada hari ini.
Sambutlah setiap fajar yang menyingsing
Dan terimalah setiap hari yang merekah.

Anonim
                 (diambil dari buku: Yang Ceria dan Yang Bahagia)


Doa: Supaya Tuhan memberkati usaha kita untuk saling mencintai.