Senin, 03 Januari 2011

Life Must Go On: Get up and Grow up

Life Must Go On: Get up and Grow up
Kejadian 45:1-15

Kisah hidup Yusuf adalah kisah hidup yang paling lengkap yang dikisahkan di dalam Alkitab. Dari sini kita bisa melihat gambaran lengkap kehidupan manusia dan kita bisa belajar darinya.

Yusuf mengalami banyak peristiwa. Kita bisa melihat demikian:
1 Dijual saudaranya menjadi budak di Mesir. 7 Menjadi Perdana Menteri.
2 Digoda istri Potifar. 6 Mendapat tempat di Istana.
3 Dipenjarakan. 5 Mengartikan mimpi Firaun.
4 Dipenjara: mengartikan mimpi
Juru minum dan Juru roti.

Dalam menghadapi itu semua ada 4 Hal yang dapat kita pelajari dari hidupnya, yang bisa kita sebut 4T:

1. Tidak menyerah / tidak habis akal
2. Tetap melakukan kebenaran / berintegritas
3. Tidak menyimpan hal yang negatif
4. Tinggal dalam Tuhan

1. Tidak menyerah / tidak habis akal

Dalam tidap fase hidupnya Yusuf terlihat tidak pernah menyerah. Waktu ia diperlakukan tidak adil, Yusuf mencari jalan keluar dan berhasil. Contoh: dipenjara tanpa diadili bisa menjadi penjara selama hidup. Tapi ia mencari akal bagaimana supaya bisa keluar. Dan ia menggunakan kesempatan yang ada ketika ada kesempatan datang padanya. Secara tidak direncana, ada dua orang yang sedng gelisah dan ia menggunakan kemampuannya dalam menafsirkan mimpi untuk menafsirkan mimpi kedua orang teman sepenjaranya ketika ia mendengar keluh kesah mereka.

2. Tetap melakukan kebenaran / berintegritas

Yusuf tidak pernah melakukan yang salah, meskipun sebagai budak, ia melakukan pekerjaannya dengan baik sehingga ia mendapat kepercayaan tuannya; Potifar dan Firaun. Ia juga melakukan pekerjaan dalam penjara dengan baik. Ketika ada kesempatan untuk melakukan kebohongan terhadap tuannya karena godaan wanita, kesempatan itu tidak diambilnya karena ia adalah seorang yang berintegritas. Ada atau tidak ada orang yang melihat ia akan melakukan hal yang benar di hadapan Allah.

3. Tidak menyimpan hal yang negatif

Yusuf selalu mencari hal yang baik dalam setiap hal yang dihadapi. Itulah yang membuat ia bisa tetap bertahan dalam krisis kehidupan. Dalam hal-hal negatif yang dilakukan saudara-saudaranya, ia berusaha melihat hal yang baik. Itu terlihat ketika di Mesir. Pada waktu itu ia menangis dan mengaku bahwa ia Yusuf. Kenapa ia menangis? Karena pada waktu itu ia mengerti bahwa untuk menolong merekalah ia harus menderita dan sampai menjadi perdana menteri, dan itu sangat melegakan dan membuat ia menangis. Mungkin ia pernah juga marah dan serasa tidak bisa mengampuni, tapi ini hanya tinggal perasaan buruk saja. Yusuf tidak meresponi dengan melakukan yang jahat. itu berati Yusuf sudah mengampuni saudara-saudaranya.

4. Tinggal dalam Tuhan (abide in Him)

Tuhan mengatakan: ‘Akulah pokok anggur yang benar BapaKu lah pengusahanya…'
Seperti pohon anggur dan ranting-rantingnya, Yusuf menempel selalu padaNya. Sebagai manusia, ia pasti pernah juga bosan, sedih, kesepian, tapi ia selalu punya harapan. Saya pernah melihat film kartun Yusuf yang menggambarkan bagaimana Yusuf di penjara menunggu ia bisa keluar. Ia menanam sebuah bibit tanaman. Ia terus merawat bibit tanaman itu sampai menjadi sebuah pohon rindang. Demikian film itu menggambarkan waktu yang begitu lama yang dilalui Yusuf dalam penantiannya setelah ia mengartikan mimpi juru roti dan juru minum. di dalam film itu digambarkan bagaimana ia terlihat begitu sedih karena rupanya ia telah dilupakan, tapi tidak pernah berhenti untuk menunggu. Kadang ia menengadah ke atas seolah sedang memohon pada Tuhan di atas sana. Suasana yang digambarkan begitu dramatis seolah ingin memberitahukan bahwa Yusuf sendirian tapi tidak putus harapan. Hal sama juga pernah terjadi sebelumnya ketika ia dimasukkan ke dalam sumur. Ia sendirian pastinya...
saya jadi teringat bahwa 'Aku dan Allah, tetap mayoritas.' Betapa kita sering kali melupakan keberadaan Allah di tengah-tengah kesendirian kita. Tapi Allah yang empunya semesta dan dunia dengan segala isinya, tidak pernah mengatakan akan meninggalkan kita. Ia akan menyertai kita. ketika kita bergaul dengan-Nya kita tidak sendiri tapi besama dengan 'seluruh dunia.' Kemanapun kita pergi Allah ada dan dapat membuat banyak teman bagi kita. Dulu ketika saya kuliah di Bandung jauh dari rumah, saya kadang merasa kesepian. Saya merasa tidak punya keluarga dan tidak punya siapa-siapa karena tidak kenal satu pun. Saya juga tidak pernah dibekali bagaimana beradaptasi, saya takut tidak punya teman karena tidak tahu caranya menempatkan diri. Betul-betul kebingungan. Namun saya selalu berdoa supaya Tuhan menolong saya karena saya betul-betul tidak tahu harus berkata pada siapa. Saya anak tunggal dari seorang janda yang juga terhalang biaya sulit berkomunikasi. Dalam tahun-tahun pertama di asrama, saya mulai menemukan saudara-saudari baru. Bahkan ada sebuah keluarga yang selalu welcome dengan kehadiran saya. Keluarga ini begitu baik dan seperti keluarga saya sendiri. Saya tidak pernah merasa sendirian di sana.

Hidup kita mungkin seperti Yusuf, ada luka, penderitaan yang tidak seharusnya kita tanggung...mungkin keluarga kita meninggalkan luka atau penderitaan yang tidak seharusnya kita alami sebagai anak, mungkin ada kebencian karena perlakukan orang tua, dan sebagainya...jangan tinggal dalamnya. Jangan tinggal pada luka itu dan kepahitan itu. Keluarlah-bangkitlah. Bertumbuhlah dan terus maju apapun yang kita rasakan dan apapun yang telah terjadi. Karena hidup kita tidak hanya berjalan satu sisi. Ada hal buruk ada juga hal yang baik. belajarlah seperti Yusuf. 4T: 1.Tidak menyerah / tidak habis akal, 2.Tetap melakukan kebenaran / berintegritas, 3.Tidak menyimpan hal yang negatif, 4.Tinggal dalam Tuhan. get up and grow up!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar