Rabu, 3 Oktober 2012
Keluarga Kristen yang Bertahan: Ada Iman
Matius 7:24-27
Tuhan mengatakan
bahwa orang yang melakukan firmanNya adalah orang yang mendirikan rumah di atas
batu. Ia kuat bertahan ketika hujan dan banjir melandanya, karena ia memiliki
landasan yang kuat dan tidak tergoyahkan. Landasan itu adalah perkataan Yesus
(firman Tuhan) yang ia imani benar adanya dan ia berjalan dengan keyakinan itu.
Berjalan dengan
iman, akan membuat kita memiliki kemampuan yang sudah terlatih sehingga dapat memberikan
respon yang tepat ketika krisis melanda kehidupan. Kita sudah terlatih
mempercayai perkataan Yesus untuk menghadapi hal-hal yang terjadi dalam hidup
kita dan melakukan tindakan yang benar. Seperti kata Paulus bahwa iman adalah
perisai yang harus kita gunakan dalam segala keadaan,
sebab dengan perisai itu kita akan dapat memadamkan semua panah api dari si
jahat (Ef 6:16).
Ada sebuah cerita
pada tahun 1965, yang diceritakan di majalah Reader’s Digest tahun 1966 dan dibukukan di Buku Heart to Heart pada tahun 1999, yang menarik
perhatian saya. Cerita ini tentang seorang wanita bernama Surita yang selalu
percaya dirinya itu bongkok dan jelek. Sehingga ia selalu berjalan membungkuk
dengan pandangan mata ke bawah dan ia tidak bahagia. Lalu datang seorang pria,
Johny Lingo namanya. Ia seorang muda dan pedagang yang kaya di kepulauan itu. Johny mengatakan pada ayah Surita bahwa ia
ingin menikahi anaknya. Penduduk desa yang mendengarnya juga tidak mempercayai
pria ini bahkan menertawakannya. Tapi Johny Lingo memberi ayah Surita delapan
ekor sapi untuk ’membeli’ anaknya. Padahal kebiasaan di sana, dua atau tiga ekor
sapi adalah untuk seorang istri yang sedang-sedang saja dan empat atau lima
ekor sapi untuk istri yang bernilai tinggi. Johny memberi delapan ekor sapi karena Johny percaya
Surita adalah gadis tercantik dan ia ingin istrinya nanti merasa bahagia. Ternyata
hal ini membuat perubahan dalam diri Surita. Ia merasa bangga dan kebanggaannya
ini membuat ia mampu menegakkan kepala dan akhirnya menegakkan badannya. Setelah
menikah, Surita adalah wanita yang berbeda.
Yesus telah
membayar lunas untuk hutang dosa kita. Itulah yang Ia katakan ketika Ia mengucapkan ”Sudah selesai!“ di atas
Salib. Yesus lah yang menggantikan kita menerima hukuman yang seharusnya
diperuntukkan bagi kita. Mengapa? ”Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan
Aku ini mengasihi engkau,
maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu...” (Yesaya 43:4). Inilah salah
satu firmanNya yang harus kita imani.
Kepercayaan
seseorang mempengaruhi tingkah lakunya
Kamis, 4 Oktober 2012
Goncangan Dalam Keluarga Kristen: Ada Ujian dan Cobaan
Ayub 7, 42:10-11
Ujian Ayub adalah
gambaran dari ujian yang begitu berat yang diijinkan Allah. Ia ditinggalkan
oleh anak-anaknya yang mati bersama-sama. Juga harta bendanya habis ludes,
bahkan ia sendiri terkena penyakit yang menjijikkan sehingga ia menggaruk-garuk
lukanya dengan beling. Istrinya pun mengajaknya untuk mengutuki Allah, suatu
keinginan yang bisa saja juga mencobainya untuk ingin dilakukannya. Namun di atas
semuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan menjaga bibirnya. Meski ia merasa sangat terbebani, namun ia
tidak menghina nama Tuhan. Yang dilakukannya ialah meratap, mempertanyakan, dan
mengungkapkan emosinya dengan berkata-kata untuk menguraikan apa yang sebenarnya
ada dipikirannya. Tuhan mendengarkan dan memulihkannya pada saatnya. Dengan
modal uang dan emas dari saudara dan teman yang datang untuk turut berbela
sungkawa, Ayub bangkit lagi. Allah mengembalikan apa yang dimilikinya bahkan
lebih dari apa yang sebelumnya. Ia juga memiliki anak-anak lagi.
Dalam hidup kita,
ujian (atas ijin Allah) dan cobaan (karena keinginan sendiri; Yakobus 1:14) pasti
ada dan mempengaruhi keluarga kita. Kadang ujian dan cobaan itu tidak hanya
berupa hal yang menyakitkan, bisa juga itu berupa hal yang menyenangkan
sehingga kita mulai menjauh dari Allah dan merasa puas dengan diri sendiri.
Hal-hal ini terjadi pertama-tama di dalam rumah. Ketika kita lengah karena
hanya memikirkan pergumulan kita atau ketika kita sudah merasa nyaman dengan ekonomi
kita, kita lengah dan terbuai. Ketika kita tidak lagi memperhatikan keluarga
kita dan tidak sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan. Istri atau suami dan
Anak-anak kita, terancam dengan kekacauan. Dengan diam-diam anak-anak bisa
melihat pornografi di internet, istri atau suami bisa juga diam-diam mengagumi PIL/WIL.
Keretakan keluarga adalah ladang yang menguning bagi Iblis untuk bekerja. Di
mana tidak ada lagi kasih dan keharmonisan (keteraturan dan keselarasan), di sanalah
si penggoda bergerak dengan leluasa untuk menghancurkan iman keluarga. Akhirnya
banyak keluarga-keluarga yang mulai dingin, pisah ranjang, bahkan bercerai dan
sakit secara emosional yang berkepanjangan.
Bagaimana kita
dapat menghadapi ini? Respon kita pada umumnya adalah bersikap negatif. Ada
yang berpraduga tentang sesuatu yang belum tentu benar, bersikap saling
menyalahkan dengan terlalu menyamaratakan dan mengatakan :”Dia tidak pernah
mendengarkan saya!”, ”Dia selalu terlambat untuk memperhatikan!”, dll. Seperti
Ayub, hanya satu yang bisa menolong yaitu: BACK TO JESUS. Dengan kembali pada Yesus kita akan memiliki
kekuatan kita kembali karena Roh Kudus dapat bekerja dengan leluasa di dalam
kita untuk:
· mendorong kita melakukan
kehendak Allah dan mematikan perbuatan buruk tubuh (Rom 8:13; Fili 2:13; Tit 2:11-12);
·
senantiasa
selaras dengan Alkitab (1Kor 2:12-13; bd. 2Pet 1:20-21);
·
memberi
pengarahan dalam hidup ini (Luk 4:1; Kis 10:19-20; 16:6-7);
·
bertentangan
dengan keinginan-keinginan berdosa (Gal 5:17-18; 1Pet 2:11);
·
memperhatikan
kesalahan dosa, standar kebenaran Kristus dan hukuman Allah terhadap kejahatan
(Yoh 16:8-11);
·
mendorong orang
percaya agar bertekun dalam iman (ayat Rom 8:13; Ibr 3:7-14);
·
menghasilkan
kehidupan rohani dan buah Roh (ayat Rom 8:6,10-11,13; Gal 5:22-23).
Apakah ada masalah yang terlalu berat bagi kita hari ini? Kembalilah
kepada Kristus dan berharaplah pada pertolongan-Nya.
Jumat, 5 Oktober 2012
Bertahan dalam Goncangan
Rut 1
Demi bertahan
hidup Naomi pergi meninggalkan kampung halamanya dan pergi ke tanah Moab untuk
mencari penghidupan yang lebih baik. Namun rupanya di negeri orang pun Naomi
mendapati dirinya mengalami hal-hal yang pahit yaitu ditinggalkan suami dan
kedua anaknya dan tanpa kemajuan hidup sehingga ia bermaksud kembali ke tanah
kelahirannya karena di sana ia masih memiliki tanah.
Meski mengalami
kesulitan hidup, Naomi tidak putus harapan. Apalagi Rut menantunya sangat
mengasihinya dan tidak ingin meninggalkannya yang sudah tua. Perjuangan mereka
berdua akhirnya membawa mereka mengalami kemenangan. Itu hanyalah sepenggal
kisah hidup anak Tuhan yang berakhir dengan kebahagiaan. Pasti masih panjang
kisah-kisah lainnya yang Naomi dan Rut alami yang tidak dicatat di Alkitab.
Sampai akhirnya nama Rut tercacat di Perjanjian Baru sebagai salah satu wanita
(dari 4 nama wanita yang dicacat) penerus garis keturunan Yesus.
Hidup kita di
dunia ini pun ibarat seorang prajurit yang sedang berjuang (2 Tim 2:4). Kita
adalah tentara Kristus yang mempunyai tugas untuk ’berperang.’ Ada kalanya kita
melemah dan kehilangan semangat tapi tujuan kita untuk menang dalam peperangan
tidak boleh pudar. Sebagaimana peperangan, dalam pertandingan juga diperlukan
tindakan untuk bertahan. Ada istilah yang seringkali digunakan dalam
pertandingan olah raga berkaitan dengan pertahanan yakni: ”Pertahanan terbaik
adalah dengan menyerang!” Hal ini berarti untuk dapat bertahan dalam peperangan
kita tidak bisa hanya berdiam diri saja. Kita perlu berusaha lebih keras lagi,
berusaha lebih lagi dari biasanya. Di bawah ini adalah ciri hidup orang Kristen
sebagai seorang prajurit yang berperang untuk mengatasi segala rintangan dalam
hidupnya.
- Berderap Bersama
Filipi 3:14
- Berada dalam Kristus
Roma 8:1
- Waspada
1 Petrus 5:8
- Berlari dengan Tujuan
1 korintus 9:26
- Bertahan
2 Timotius 2:3
- Berbaju Perang
Efesus 6:13
- Bersenjata
2 korintus 10:4
- Memiliki Tugas
2 Timotius 2:4
- Memiliki Pesan
Kisah Para Rasul 5:42
Apakah hari ini kita
mulai lemah atau kehilangan tujuan kita? Mari kita bersikap sebagaimana seorang
prajurit yang gagah perkasa dengan memiliki tujuan untuk memenangkan
pertandingan iman kita.
Doa: Bersyukur
untuk semangat yang kita miliki di dalam Kristus.
Orang-orang yang mulai lemah dan tidak
bersemangat dalam beribadah, pelayanan, dan dalam
pekerjaan.
Tujuan (PURPOSE) akan menyebabkan Anda, PRAY:
berdoa lebih banyak dari orang biasa, UNITED:
bersatu melebihi orang biasa, RISK: mengambil resiko lebih dari orang biasa, PLAN : merencanakan lebih dari orang
biasa, OBSERVE: mewaspadai melebihi
orang biasa, SACRIFICE: berkorban
lebih dari orang biasa, EXPECT:
mengharapkan lebih banyak daripada orang biasa. –John Maxwell