Fungsi dan Peran Anggota Keluarga
Pengantar
Seperti sebuah
tubuh memiliki anggota-anggota tubuh yang memiliki fungsi dan peran
masing-masing, demikian pula setiap
anggota keluarga adalah tubuh yang memiliki fungsi dan peranan masing-masing.
Fungsi dan peraan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Secara Fungsi,
setiap anggota keluarga memiliki tugas masing-masing. Dan secara peran, setiap
anggota keluarga diminta untuk berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Di dalam Alkitab di tulis: "Tetapi
aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki
ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus
ialah Allah." (1 Korintus 11:3, Kej 2). Jadi jelas
bahwa fungsi laki-laki adalah kepala. Fungsi perempuan adalah penolong yang
sepadan. Peran laki-laki adalah suami dan ayah yang melindungi dan memberi rasa
aman sesuai dengan fungsinya. Sedangkan peran perempuan adalah istri dan ibu
yang merawat suami/ayah dan anak-anak, dan membantu laki-laki berperan sebagai
kepala.
Senin, 22 Oktober 2012
Fungsi dan Peran Ayah
Kej 46:1-34
Ayat 29, Yusuf
memeluk Yakub dan menangis sejadi-jadinya. Peristiwa serupa pernah juga
dilakukan Yakub kepada Rahel pada masa pelariannya dari Esau (Kej 29:11) ketika
ia pertama kali bertemu Rahel kerabatnya. Ini menyiratkan bahwa perjalanan di negeri orang
sangat menegangkan dan tidak nyaman. Bertemu dengan keluarga sendiri seperti
suatu oase yang memberi kesegaran dan keamanan. Mungkin ketika Yakub dan Yusuf
pergi dan melewati padang pasir, mereka menghadapi bahaya yang tidak sedikit.
Belum lagi suhu yang tinggi, tidak ada air disepanjang perjalanan dan jalanan
yang sepi. Tanpa kenal seorangpun dan sendirian inilah mungkin yang membuat
Yakub, Yusuf, menangis di pelukan keluarganya. Kalau kita ingat lagi, sejak
dari Abraham sampai Yakub mereka selalu mendirikan mezbah setiap kali berhenti
di suatu tempat ketika mereka melakukan perjalanan. Itu sebagai perwujudan
untuk mengingat bahwa Allah selalu bersama mereka untuk melindungi mereka dari
alam di sana yang begitu ganas dan dari ancaman-ancaman lain.
Seperti Yakub,
seorang ayah adalah peran yang tidak akan hilang atau usang atau peran yang
dapat dibatalkan. Meski sudah bertahun-tahun tidak bertemu muka, Yakub tetaplah
ayah Yusuf.
Ada beberapa
orang yang berpikir ”seandainya ayahku bukan dia?” Kita memang tidak bisa
memilih siapa orang tua kita, ini adalah sebuah misteri Allah dan kita percaya
Ia memiliki rencana terhadap kita. Ada juga yang berpikir untuk meninggalkan
ayahnya atau sengaja membuat ayahnya sedih sebagai bentuk pembalasan. Ini juga
tidak perlu, karena bagaimana pun kita, ia tetap ayah kita. Demikian pula
sebaliknya, bagi sang ayah. Ia tidak dapat membatalkan perannya ini hanya
karena ia tidak bisa menerima anaknya.
Seorang ayah
tidak boleh lupa bahwa kehadirannya memberikan perlindungan dan rasa aman. Perlindungan
yang diberikan seorang ayah bukan hanya dalam hal keamanan secara fisik
(membuat rumah yang aman) bagi keluarganya, ia juga memberi rasa aman anggota
keluarganya dengan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kehadiran
ayah juga penting bagi keluarganya. Entah mengapa, kehadiran ayah secara fisik
di rumah, secara otomatis, membuat keluarganya merasa aman. Jangan sampai ayah
berpikir bahwa uang atau barang bisa menggantikan kehadirannya, karena tidak
ada manusia pengganti bagi seorang ayah.
Fungsi ayah sebagai peminpin keluarga juga memberikan pendidikan yang benar.
Seorang
ayah berada di pantai dengan anak-anaknya ketika anak empat tahun berlari ke
arahnya, meraih tangannya, dan membawanya ke pantai di mana burung camar
terbaring mati di pasir. "Ayah,
apa yang terjadi padanya?" anak
itu bertanya. "Dia meninggal
dan pergi ke surga," jawab ayah. Anak itu berpikir sejenak dan kemudian
berkata, "Apakah Tuhan melemparkannya kembali ke bawah?"
Pengajaran ayah akan mempengaruhi pandangan hidup anaknya sampai ia dewasa,
karena ayah akan selalu didengar perkataannya.
Kalau dipikir-pikir kenapa ada orang sangat membenci ayah mereka? Ya karena
sebenarnya orang tersebut ingin sampaikan adalah bahwa ia rindu ayahnya, dan
bahwa ia butuh ayahnya mengasihinya.
Kita patut bersyukur karena disamping bapa kita di dunia, kita punya Bapa
di sorga. Sehingga kalau bapa kita di dunia tidak ada lagi di dunia ini atau
tidak berperan di dunia ini, Allah Bapa kita di sorga akan menggantikannya (Mzm
27:10).
Pertanyaan bagi ayah: Sudahkah Saudara menjadi ayah bagi anak-anak Saudara?
Selasa, 23 Oktober 2012
Fungsi dan Peran Ibu: Mengurus & Menyayangi
Kej 3:20
Hawa (berarti: hidup) adalah Ibu dimana
daripadanya lah lahir “kehidupan“.
Berikut adalah
cerita singkat pergumulan seorang ibu yang bergelut dengan “kehidupan“
anak-anaknya.
Aku telah menunda
cukup lama. Sekarang tiba
saatnya untuk mampir ke perpustakaan sekolah dan melengkapi data-data tiga
orang anakku yang telah bersekolah.
Mengapa penundaan
ini bisa terjadi?
Aku harus
mengurus empat orang anak, dan masing-masing anak harus mendapat serangkaian
suntikan imunisasi, sementara aku adalah seorang ibu pikun yang lupa menyimpan
dimana berkas ”Imunisasi anak.” Untunglah, aku mencari di deretan ”P” untuk
”Pengalaman Traumatis”. Mencari akta kelahiran anak juga sama sulitnya bagiku.
Aku bertanya pada
sekretaris sekolah apakah aku boleh hanya menunjukkan bagian yang melar pada
tubuhku sebagai bukti akulah yang melahirkan anak-anakku. Saat selesai mengisi
semua formulir, aku begitu lelah hingga aku mengisi ”ragu-ragu” pada kolom
”nama” dan ”tidak dapat dipakai” pada kolom ”jenis kelamin”.
Anakku yang belum
bersekolah, Gabe, yang ikut bersamaku dalam kunjungan itu, sangat tenang. Saat
aku melihatnya, aku tahu mengapa ia sangat tenang; Ia sedang menjilat dan
menempel banyak perangko pada rak-rak perpustakaan dengan gembira.
Setengah jam
kemudian, setelah semua rak ditempeli perangko, aku menggendong Gabe dan bergegas
menuju mobil sambil bergumam, ”Gabe, Mama harus mampir ke toko, membersihkan
rumah, dan ...” Ketika menurunkannya ke bangku mobil, aku merasakan tangannya semakin
erat melingkar di bahuku dan nafasnya menghangatkan leherku. ”Dan
menyanyangiku,” bisiknya.
Aku merasa
seolah-olah sedang berlari dengan kecepatan tertinggi, dan mendadak menabrak
kawat yang terbentang di tengah jalan. Sambil menatap wajah Gabriel yang sedang
mendongak ke atas, aku merapikan rambut hitam yang halus dari keningnya, sambil
bersyukur atas anak usia tidak tahun ini, yang memiliki penetapan prioritas
yang tepat.
”Ya,” aku
menjawab sambil memeluknya dengan erat, ”Dan yang paling penting:
menyayangimu.”
(Cerita
berikut diceritakan oleh Becky Freeman dalam buku: Kado Cinta Untuk Ibuku)
Pertanyaan bagi ibu: Sudahkah kita mengurus dan menyayangi anak-anak kita di
atas segala pekerjaan, aktifitas, dan kesenangan kita? Atau sebaliknya, sudahkah
kita memiliki waktu bagi diri sendiri untuk ’tenang’ dan menyelami diri apa
yang sudah kita lakukan, supaya kita tidak perlu selalu tergesa-gesa? Apakah
itu menyenangkan Bapa atau hanya untuk sekedar melaksanakan tugas kita sebagai
seorang Ibu?
Takdir masa depan seorang anak selalu merupakan hasil
karya seorang ibu. -Napoleon
Rabu, 24 Oktober 2012
Sebuah Pencerahan Bagi Anak
Mat 1:1-17
Bagi seorang yang sudah dewasa
yang sedang jauh dari orang tua
akan sering merasa kangen dengan ibunya...
Bagaimana dengan Ayah??
Mungkin karena sosok ibu lebih sering menelpon
atau hanya sekedar menanyakan keadaanmu...
Tapi tahu kah kamu..
Jika ternyata ayah lah yang mengingatkan
Ibu untuk menelponmu...??
Saat kecil,
Ibu lah yang lebih sering mendongeng,
Tapi taukah kamu bahwa sepulang Ayah bekerja
dengan wajah lelah,
beliau selalu menanyakan pada ibu apa yang kamu lakukan seharian.
Saat kamu sakit, batuk atau pilek,
Ayah kadang membentak
"sudah dibilang!! jangan minum es!!"
Tapi tau kah kamu bahwa Ayah khawatir??
ketika kamu remaja,
kamu menuntut untuk mendapatkan izin keluar malam.
Ayah dengan tegas mengatakan "tidak boleh!!"
Sadarkah kamu bahwa Ayah hanya ingin menjagamu??
__karena bagi Ayah, kamu adalah suatu hal dalam hidupnya yang sangat berharga__
Saat kamu lebih bisa dipercaya,
Ayah pun melonggarkan peraturannya,
Kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan ayah adalah menunggu di ruang tamu dengan sangat khawatir.
Ketika kamu dewasa,
dan harus kuliah diluar kota.
Ayah harus melepasmu.
Tahukah kamu bahwa badan Ayah sangat terasa kaku untuk memelukmu??
Dan Ayah sangat ingin menangis,
Disaat kamu memerlukan ini itu,
untuk keperluan sekolah,
ayah hanya mengernyitkan dahi,
tetapi tanpa menolak beliau memenuhinya.
AYAH... sangat menyayangimu,
tapi seorang Ayah sulit mengungkapkan dari perkataan dan perbuatan seperti ibu.
Sampai suatu ketika,
teman pasangan mu datang untuk meminta izin mengambilmu dari ayah,
Ayah akan sangat hati hati dalam memberi izin.
Dan akhirnya saat Ayah melihatmu duduk dipelaminan,
bersama orang yang dianggapnya pantas,
Ayah akan tersenyum bahagia.
Apa kamu tahu?
Ayah pergi kebelakang dan menangis??
Ayah menangis karena sangat bahagia.
Semoga putra/i kecilku yang kini telah dewasa berbahagia
bersama pasangannya.
Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatangan mu
Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatangan mu
bersama cucu-cucunya
yang sesekali datang menjenguknya.
Dengan rambut yang memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu.
Dengan rambut yang memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu.
By AyuChuwitree
Doa bagi anak: Bersyukur bagi
ayah yang kita miliki.
Kamis, 25 Oktober 2012
Wajah Ibu
Mat 19:19 , Ams 6:20, Ams 15:20
Dibaca oleh anak:
Gambar wajah ibu bisa dua; ‘cantik rupa’ atau ‘buruk rupa’.
Cantik kalau ia tersenyum dan ramah kepadaku tapi ’buruk’ kalau ia sedang
memarahiku. Apakah itu yang ada
dalam pikiranku?
Dibaca oleh ibu:
Silahkan
perhatikan gambar di bawah ini. Menurutmu gambar di bawah ini, wanita 'cantik
rupa' atau wanita ‘buruk rupa’? Coba kamu pandangi wajah ibumu, apakah
wajahnya bagimu?
Pandangan kita
akan sesuatu bisa berubah tergantung bagaimana cara kita memandangnya. Dan
ketika pandangan kita berubah emosi kita juga berubah. "Sesamamu"
mengacu kepada setiap orang yang berhubungan dengan kita, termasuk ibu. Ibu
bukanlah sekadar orang yang tinggal di dekat dengan kita, ia adalah orang yang
memperjuangkan hidupnya untuk kelahiran kita di dunia. Ia bukan musuh. Ia
sepenuhnya adalah cinta. Mungkin bahasa cintanya berbeda dari yang kita harapkan,
dan kadang itu membuat keributan. Tapi mengapa kita tidak berusaha memahaminya.
Justru ia bersikap apa adanya karena dia adalah ibu yang jujur dan setia. Kalau ibu bersikap pura-pura, ia bukan ibu
kita tapi artis sinetron terkenal. Jangan marah padanya karena itu hanya akan
menyengsarakanmu karena kemarahanmu menjauhkanmu darinya. Padahal
jelas-jelas kamu tidak dapat berpisah darinya. Betul?
Seorang polisi
memperhatikan seorang anak laki-laki kecil yang membawa banyak barang di
belakang sepeda roda tiga, memutari blok rumahnya. Akhirnya sang polisi
menanyai anak itu kemana ia hendak pergi. ”Aku melarikan diri dari rumah,”
jawab bocah lelaki itu.
Polisi tersebut
bertanya lagi padanya, ”Lalu mengapa kamu hanya terus menerus mengelilingi blok
rumahmu?” Anak itu menjawab, ”Ibuku tidak mengizinkanku menyeberang jalan.”
(Cerita
diambil dari buku: Kado Cinta Untuk Ibuku)
Ajakan untuk anak
dan ibu: Ayo kita berbaikan! Ayo saling bermaafan dan peluk anak Ibu.
Being a full-time mother is one of the
highest salaried jobs... since the payment is pure love. Menjadi ibu
sepenuh waktu adalah pekerjaan dengan gaji tertinggi…karena bayarannya adalah
cinta murni. ~Mildred B. Vermont
Jumat, 26 Oktober
2012
Memaksimalkan Cinta
Yoh 15:9-17
Diri kita belum
selesai. Hidup kita belum sampai pada titik terakhir. Kita masih dapat
berkembang. Kita masih dapat maju. Kita masih ada perjalanan menuju ke
kepenuhan diri dan kepenuhan hidup.
Kita tidak tahu
panjang-pendeknya waktu yang masih tersedia bagi kita. Bagaimanapun juga kita
dituntut untuk bergerak. Gerak kita tentu saja adalah karena kita memiliki
tujuan yang mengarahkan kita. Tujuan yang menjadi cita-cita kita untuk
keluarga. Cita-cita itu adalah memaksimalkan cinta. Cinta harus nyata mulai
dari rumah kemudian kepada orang-orang lain di sekitar kita.
Mencintai keluarga adalah cita-cita kita untuk memuliakan Allah, karena Allah sendiri yang memerintahkannya. Mencintai keluarga bukanlah hal yang susah jika kita menyadari bahwa mencintai adalah sebuah pilihan. Kita boleh memilih untuk mencintai atau tidak mencintai keluarga kita. Pilihan-pilihan yang kita buat itu akan membentuk kita menjadi orang seperti apa di masa depan. Karena itu pilihan untuk mencintai adalah sekarang ini. Karena jika kita sudah tidak ada lagi di dunia ini, kita tidak lagi memiliki kesempatan untuk mencintai orang-orang yang seharusnya kita cintai. Jika kita belum bisa memilih untuk mencintai, pertanyaannya: sampai kapan? Pada kita ada iman dan perbuatan.
Tetapi mungkin ada orang berkata:
"Padamu ada iman
dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia:
"Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu
tanpa perbuatan, dan aku akan
menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
|
Jika mencintai adalah hal yang diusahakan, maka lambat laun
mencintai adalah hal yang biasa dan dengan mudah dilakukan. Selamat mencintai
dan mencintai lebih lagi.
Hari ini
Betapa indah dan
menggairahkan!
Sebab hari ini
Adalah saat untuk
tumbuh dan berjasa.
Hari kemarin
adalah impian.
Hari esok adalah
bayangan.
Hari ini yang
terisi baik membuat
Hari kemarin
impian yang membahagiakan
Hari esok
bayangan yang penuh harapan
Pusatkan,
jadinya, pada hari ini.
Sambutlah setiap
fajar yang menyingsing
Dan terimalah
setiap hari yang merekah.
Anonim
(diambil dari buku: Yang Ceria
dan Yang Bahagia)
Doa: Supaya Tuhan
memberkati usaha kita untuk saling mencintai.